Contoh Proposal Pendidikan Tentang Pembelajaran Take A Match Menulid Cerpen Siswa Kelas XIX SMP
MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
DALAM MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS IX SMP
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas
Mata Kuliah Seminar Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh:
Muhamad Jafarull Afan
1601040043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas karunia yang diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Model Pembelajaran Make A Match dalam Menulis Teks Cerpen Siswa Kelas IX SMP Tahun Pelajaran 2019/2020. Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Seminar Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran khususnya model pembelajaran make a match.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan selesai. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Purwokerto, 8 Desember 2020
Muhamad Jafarull Afan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 2
1. Manfaat Teoritis ............................................................................................... 2
2. Manfaat Praktis ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
Landasan Teori ................................................................................................... 4
1. Teks Cerpen ..................................................................................................... 4
2. Model Pembelajaran Make a Match ............................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 6
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 8
A. Pertemuan Pertama (2JP) ............................................................................... 9
B. Pertemua Kedua (2JP) .................................................................................... 10
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 11
A. Kesimpulan .................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
ABSTRAK
Pembelajaran menulis mempunyai peranan yang penting dalam pelajaran bahasa Indonesia. peran penting menulis tidak hanya digunakan sebagai sarana belajar namun juga digunakan untuk menunjang aktivitas kehidupan pada saat ini dan pada saat memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, semua pendidik berharap anak didiknya dapat menguasai keterampilan menulis. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan proses model pembelajaran make a match dalam menulis teks Cerpen siswa kelas IX SMP tahun pelajaran 2019/2020. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pelaksanaan proses model pembelajaran make a match ini di kelas IX SMP. Proses pembelajaran ini menghasilkan langkah-langkah model pembelajaran pembelajaran make a match dalam menulis teks cerpen siswa kelas IX SMP. Untuk itu penulis mengangkat judul Model Pembelajaran Make A Match dalam Menulis Teks Cerpen Siswa Kelas IX SMP Tahun Pelajaran 2018/2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsika langkah-langkah pembelajaran bahasa Indonesia menulis teks cerpen menggunakan metode make a match siswa kelas IX SMP tahun pelajaran 2019/2020. Berdasarkan penelaahan model pembelajaran make a match, peran siswa di sini menjadi lebih aktif. Selain itu, model pembelajaran ini cocok atau sesuai dengan pembelajaran menulis teks anekdot pada siswa kelas IX SMP.Kata kunci: Menulis, teks cerpen, model make a match
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan yang harus dimiliki seorang siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia, yaitu berupa: a) keterampilan menyimak, b) keterampilan berbicara, c) keterampilan membaca, dan d) keterampilan menulis. Setiap keterampiran itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal (Tarigan, 1994:1).
Dalam praktinya di sekolah, seringkali kemampuan menulis pada siswa masih kurang. Tentunya dalam hal tersebut berlaku juga dalam penulisan teks anekdot. Menulis sendiri merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 mempelajari teks yang berbeda-beda pada setiap KD yang telah ditetapkan di kurikulum 2013. Teks-teks tersebut terbagi pada kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam silabus. Salah satu kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai dalam pelajaran bahasa Indonesia menurut kurikulum 2013 untuk siswa kelas IX SMP adalah menulis teks Cerpen.
Teks cerpen merupakan salah satu materi baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang terdapat di kelas IX semester I. Hal itu terlihat pada KD 4.6, yaitu “Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.” Meskipun teks cerpen telah lama dikenal masyarakat Indonesia namun materi ini baru dimasukkan dalam materi yang akan dipelajari oleh siswa pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Peneliti menggunakan teks cerpen dalam buku siswa bahasa Indonesia kurikulum 2013 edisi revisi sebagai sumber data untuk mendapatkan data berupa teks cerpen. Melihat pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 berbasis teks, tertarik untuk memilih sumber data dari buku teks siswa tersebut.
Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013, terkadang masih terlalu kaku dalam praktiknya. Dalam kenyataannya, guru masih monoton dalam menyampaikan materi sehingga peserta didik lebih cepat bosan. Untuk memberikan efek aktif pada peserta didik, peneliti akan mencoba menelaah model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran bahasa Indonesia yaitu model pembelajaran make a match.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitiannya yaitu “Bagaimana langkah-langkah pembelajaran bahasa Indonesia menulis teks cerpen menggunakan metode make a match siswa kelas IX SMP tahun pelajaran 2019/2020?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran bahasa Indonesia menulis teks cerpen menggunakan metode make a match siswa kelas X SMA tahun pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan pengatahuan pada pembaca tentang teks cerpen yang ada di buku siswa bahasa Indonesia kurikulum 2013 edisi revisi.
b. Memberikan pengetahuan pada pembaca tentang model pembelajaran make a match dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis teks cerpen.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menjadikan acuan bagi penelitian-penelitian yang akan datang, khususnya penelitian tentang model pembelajaran make a match dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis teks cerpen.
Dalam buku siswa bahasa Indonesia kurikulum 2013 dijelaskan bahwa teks dapat diperinci ke dalam beberapa jenis, seperti deskripsi, penceritaan (recaount), prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah. Semua jenis teks itu dapat dikelompokkan ke dalam teks cerita, teks faktual, dan teks tanggapan. Dua kelompok yang disebut terakhir itu merupakan teks non sastra yang masing-masing dapat dibagi lebih lanjut menjadi teks laporan dan teks prosedural serta teks transaksional dan teks ekspositori. Sementara itu, teks cerita merupaka jenis teks sastra yang dapat diperinci menjadi teks cerita naratif dan teks cerita nonnaratif.
Jenis-jenis pembelajaran berbasis teks yang harus dikuasai oleh siswa yaitu teks deskripsi, teks prosedur kompleks, laporan hasil observasi, teks eksplanasi, teks eksposisi, dan teks cerpen. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa kelas IX dalam kurikulum 2013 adalah siswa mampu menulis teks cerpen.
1. Teks Cerpen
Priyatni (2010: 126) cerita pendek adalah salah satu bentuk
karya fiksi. Cerita pendek sesuai dengan namanya, memperlihatkan sifat yang
serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku, dan
jumlah kata yang digunakan. Perbandingan ini jika dikaitkan dengan bentuk prosa
yang lain, misalnya novel.
Sesuai dengan namanya, cerita pendek dapat diartikan sebagai cerita berbentuk
prosa yang pendek. Ukuran pendek di sini bersifat relatif, paling tidak dapat selesai dibaca dalam satu kali duduk dan tidak memerlukan waktu berjam-jam.
Setiap teks pasti memiliki unsur pembangun, mulai dari pengenalan, penjelasan, hingga penutup. Unsur di setiap teks berbeda-beda. Adapun unsur-unsur cerpen yaitu:
a. Tokoh
Tokoh merupakan orang yang diceritakan dalam cerpen. Tokoh ini bisa bersifat baik, jahat, maupun netral. Tergantung dari pengarang menggambarkan dan membumbui setiap tokohnya.
b. Alur
Merupakan jalan cerita dari sebuah cerpen. Jalan cerita biasanya dimulai dari sebelum adanya masalah, munculnya masalah, masalah memuncak, dan penyelesaian masalah.
c. Setting
Setting bisa berupa tempat dan waktu kejadian sebuah peristiwa. Bisa di desa, taman, siang hari, ataupun malam hari.
d. Suasana
Suasana merupakan keadaan suatu peristiwa. Misalkan suasana menegangkan, memanas, dan lain sebagainya.
2. Model Pembelajaran Make a Match
Proses pembelajaran yang dapat berjalan dengan efektif apabila siswa dapat menunjukkan keefektifannya. Menurut (Ramlah, dkk, 2014:69) dijelaskan bahwa keefektifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi, dan fisik. Siswa dapat dikatakan aktif apabila siswa terlibat secara optimal baik pikiran, emosi, maupun tingkah lakunya selama pembelajaran. Agar keaktifan siswa dapat terlihat, diperlukan cara tertentu yang ditentukan dalam pembelajaran. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu dapat berkembang kearah positif saat lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk perkembangan keaktifan itu.
Salah satu untuk mengatasi permasalahan keaktifan siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik. Model pembelajaran yang menarik dapat membuat siswa tertarik terhadap pembelajaran menulis. Model pembelajaran yang menarik salah satunya adalah model pembelajaran mencari pasangan (Make a Match).
Menurut (Shoimin, 2014:98) menjelaskan bahwa pelaksanaan model make a match harus didikung dengan keaktifan siswa untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Dengan penerapan model pembelajaran tersebut mereka akan merasa belajar tidak seberat biasanya sehingga seluruh siswa akan aktif mencari pasangan kartu jawaban atau pertanyaaan.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan make a match adalah kartu-kartu (Suprijono, 2012:94). Model pembelajaran make a match adalah model pembelajaran yang pelaksanaannya menggunakan media kartu. Kartu-kartu tersebut berisi kartu soal dan kartu jawaban mengenai materi yang sedang dipelajari, sehingga siswa harus saling menemukan pasangan kartu soal maupun kartu jawaban yang didapatkan saat penerapan model pembelajaran make a match.
Menurut (Kurniasih, Berlin, 2015:55) dalam pembelajaran make a match siswa diajak mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiono, 2009:1). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan karena dengan cara mendeskripsikan model pembelajaran make a match dalam menulis teks cerpen. Penelitian ini tidak menggunakan angka-angka sebagai data, namun menggunakan kata-kata.
Teori-teori tersebut dijadikan landasan dan acuan bagi pembahasan penelitian. Mengingat pentingnya hal itu, maka teori-teori yang mendukung haruslah sesuai dengan masalah yang akan diteliti, manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah lebih efektif karena mengkaji secara mendalam berdasarkan sumber yang terpercaya, bahan informasi bagi guru bidang studi bahasa Indonesia untuk meningkatkan pembelajaran dengan model pembelajaran make a match.
Pada pelaksanaan model pembelajaran make a match terdiri dari 2 pertemuan. Dalam satu kali pertemuan dilakukan dalam 2x45 menit pelajaran. Adapun pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut.
A. Pertemuan Pertama (2JP)
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam, meminta salah satu siswa atau ketua kelas untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran siswa.
2. Guru mengecek kesiapan ruang belajar.
3. Guru mengecek kesiapan mental siswa dan memberikan motivasi.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.
5. Guru mengingatkan siswa agar tetap berkomitmen membangun sikap kerjasama dan peka terhadap lingkungan (peduli).
6. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan siswa. 10 menit
Inti 1. Guru memberikan rangsangan/ stimulasi pengetahuan siswa dengan melakukan tanya jawab tentang teks cerpen.
2. Siswa dibimbing guru untuk mengamati, mengidentifikasi teks cerpen yang ditayangkan melalui LCD.
3. Guru membagi siswa menjadi 2 (dua) kelompok (kelompok 1 menjadi pemegang kartu soal sedangkan kelompok 2 menjadi pemegang kartu jawaban.)
4. Guru membimbing siswa untuk memposisikan kelompok 1 dan kelompok 2 saling berhadapan.
5. Guru mengajak siswa untuk mengamati contoh teks cerpen yang berjudul “Ikan-ikan dari Laut Merah”.
6. Guru bertanya mengenai isi teks, struktur, serta ciri kebahasaan teks.
7. Guru membagikan kartu soal kepada kelompok 1 dan kartu jawaban kepada kelompok 2 secara acak (kartu tersebut berisi soal dan jawaban mengenai struktur dan kaidah kebahasaan teks yang disajikan).
8. Guru membimbing siswa untuk menemukan kartu soal dan kartu jawaban dari kartu yang dipegang masing-masing.
9. Guru memberikan batas waktu untuk mencari pasangannya masing-masing.
10. Siswa yang menemukan kartu pasangan sebelum batas waktu diperi poin.
11. Setiap satu teks dimainkan 2x, sehingga ada 4x permainan mencari kartu.
12. Siswa dalam setiap pasangan melaksanakan diskusi untuk menyimpulkan kembali hasil temuan/ identifikasi pada teks cerpen yang berjudul “Ikan-ikan dari Laut Merah”. 70 menit
Penutup 1. Siswa dibimbing guru melakukan analisis terhadap hasil identifikasi terhadap pemecahan masalah yang telah ditentukannya dan memberikan kesimpulan.
2. Siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami ketika memahami isi teks cerpen.
3. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai isi teks cerpen.
5. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
6. Guru menutup pembelajaran dengan memberi salam. 10 menit
B. Pertemuan Kedua (2JP)
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam, meminta salah satu siswa atau ketua kelas untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran siswa.
2. Guru mengecek kesiapan ruang belajar.
3. Guru mengecek kesiapan mental siswa dan memberikan motivasi.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.
5. Guru mengingatkan siswa agar tetap berkomitmen membangun sikap kerjasama dan peka terhadap lingkungan (peduli).
6. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan siswa. 10 menit
Inti 1. Siswa duduk sesuai dengan posisi yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya, kemudian siswa membaca teks cerpen yang berjudul “Tanah Longsor”.
2. Guru membagikan kartu soal kepada kelompok 1 dan kartu jawaban kepada kelompok 2 secara acak.
3. Siswa diminta untuk menemukan kartu soal dan kartu jawaban dari kartu yang dipegangnya.
4. Siswa yang menemukan kartu pasangan sebelum batas waktu diperi poin.
5. Guru memberi kesimpulan dan penilaian terhadap pasangan yang terbentuk. 70 menit
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk kembali duduk di bangku masing-masing.
2. Guru membimbing siswa untuk melakukan analisis terhadap hasil identifikasi terhadap pemecahan masalah yang telah ditentukannya dan memberikan kesimpulan.
3. Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami ketika memahami isi teks cerpen.
4. Guru memberikan tugas secara individual untuk menulis teks anekdot.
5. Guru memberikan arahan bahwasannya tugas individual dikumpulkan pada pertemuan berikutnya dan hasilnya tidak boleh sama antara siswa satu dengan peserta didi yang lainnya.
6. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lupa memberikan salam.
10 menit
Dalam proses pembelajaran teks cerpen menggunakan model pembelajaran make a match peran guru sangat penting. Peran penting guru di sini yaitu mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini demikian, agar siswa mudah dalam menangkap materi yang disampaikan guru dan siswa menjadi lebih terarah karena sesuai dengan perintah yang disampaikan guru.
Penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan siswa karena dalam model pembelajaran ini siswa harus berkonsentrasi dan berpartisipasi dalam melaksanakan setiap langkah-langkah pembelajarannya. Selain itu pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang menarik sehingga membuat belajar menjadi lebih menyenangkan. Dengan demikian siswa dapat mengikuti pembelajaran tanpa rasa terpaksa karena seperti layaknya bermain.
Model pembelajaran make a match adalah model pembelajaran yang didesain seperti permainan kartu yang berisi soal dan jawaban materi yang sedang dipelajari. Semakin seringnya mereka menyelesaikan soal dalam model ini akan membuat mereka lebih memahami materi karena terbiasa memecahkan soal-soal serupa.
Setelah melakukan analisis pembahasan terhadap makalah berjudul Model Pembelajaran Make A Match dalam Menulis Teks Cerpen Siswa Kelas IX SMP Tahun Pelajaran 2019/2020. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa.
1. Penggunaan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran menulis teks cerpen dan kemampuan menulis teks cerpen.
2. Penggunaan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan tentang Model Pembelajaran Make A Match dalam Menulis Teks Cerpen Siswa Kelas IX SMP Tahun Pelajaran 2019/2020 penulis menyarankan:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan model pembelajaran make a match.
Kamus Peribahasa Indonesia: OnlineDictionary Browser.
Lingga, Hanu. (2011). Pedoman EYD Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Buku Kita
Priyatni, Endah Tri. (2010). Membaca sastra dengan ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:Ar-ruzz Media.
Syamsuddin. Vismaia. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tarigan Djago. Tarigan. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan, H.G. (2008). Menulis:sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Peneliti menggunakan teks cerpen dalam buku siswa bahasa Indonesia kurikulum 2013 edisi revisi sebagai sumber data untuk mendapatkan data berupa teks cerpen. Melihat pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 berbasis teks, tertarik untuk memilih sumber data dari buku teks siswa tersebut.
Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013, terkadang masih terlalu kaku dalam praktiknya. Dalam kenyataannya, guru masih monoton dalam menyampaikan materi sehingga peserta didik lebih cepat bosan. Untuk memberikan efek aktif pada peserta didik, peneliti akan mencoba menelaah model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran bahasa Indonesia yaitu model pembelajaran make a match.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitiannya yaitu “Bagaimana langkah-langkah pembelajaran bahasa Indonesia menulis teks cerpen menggunakan metode make a match siswa kelas IX SMP tahun pelajaran 2019/2020?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran bahasa Indonesia menulis teks cerpen menggunakan metode make a match siswa kelas X SMA tahun pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan pengatahuan pada pembaca tentang teks cerpen yang ada di buku siswa bahasa Indonesia kurikulum 2013 edisi revisi.
b. Memberikan pengetahuan pada pembaca tentang model pembelajaran make a match dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis teks cerpen.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menjadikan acuan bagi penelitian-penelitian yang akan datang, khususnya penelitian tentang model pembelajaran make a match dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis teks cerpen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan TeoriDalam buku siswa bahasa Indonesia kurikulum 2013 dijelaskan bahwa teks dapat diperinci ke dalam beberapa jenis, seperti deskripsi, penceritaan (recaount), prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah. Semua jenis teks itu dapat dikelompokkan ke dalam teks cerita, teks faktual, dan teks tanggapan. Dua kelompok yang disebut terakhir itu merupakan teks non sastra yang masing-masing dapat dibagi lebih lanjut menjadi teks laporan dan teks prosedural serta teks transaksional dan teks ekspositori. Sementara itu, teks cerita merupaka jenis teks sastra yang dapat diperinci menjadi teks cerita naratif dan teks cerita nonnaratif.
Jenis-jenis pembelajaran berbasis teks yang harus dikuasai oleh siswa yaitu teks deskripsi, teks prosedur kompleks, laporan hasil observasi, teks eksplanasi, teks eksposisi, dan teks cerpen. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa kelas IX dalam kurikulum 2013 adalah siswa mampu menulis teks cerpen.
1. Teks Cerpen
Priyatni (2010: 126) cerita pendek adalah salah satu bentuk
karya fiksi. Cerita pendek sesuai dengan namanya, memperlihatkan sifat yang
serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku, dan
jumlah kata yang digunakan. Perbandingan ini jika dikaitkan dengan bentuk prosa
yang lain, misalnya novel.
Sesuai dengan namanya, cerita pendek dapat diartikan sebagai cerita berbentuk
prosa yang pendek. Ukuran pendek di sini bersifat relatif, paling tidak dapat selesai dibaca dalam satu kali duduk dan tidak memerlukan waktu berjam-jam.
Setiap teks pasti memiliki unsur pembangun, mulai dari pengenalan, penjelasan, hingga penutup. Unsur di setiap teks berbeda-beda. Adapun unsur-unsur cerpen yaitu:
a. Tokoh
Tokoh merupakan orang yang diceritakan dalam cerpen. Tokoh ini bisa bersifat baik, jahat, maupun netral. Tergantung dari pengarang menggambarkan dan membumbui setiap tokohnya.
b. Alur
Merupakan jalan cerita dari sebuah cerpen. Jalan cerita biasanya dimulai dari sebelum adanya masalah, munculnya masalah, masalah memuncak, dan penyelesaian masalah.
c. Setting
Setting bisa berupa tempat dan waktu kejadian sebuah peristiwa. Bisa di desa, taman, siang hari, ataupun malam hari.
d. Suasana
Suasana merupakan keadaan suatu peristiwa. Misalkan suasana menegangkan, memanas, dan lain sebagainya.
2. Model Pembelajaran Make a Match
Proses pembelajaran yang dapat berjalan dengan efektif apabila siswa dapat menunjukkan keefektifannya. Menurut (Ramlah, dkk, 2014:69) dijelaskan bahwa keefektifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi, dan fisik. Siswa dapat dikatakan aktif apabila siswa terlibat secara optimal baik pikiran, emosi, maupun tingkah lakunya selama pembelajaran. Agar keaktifan siswa dapat terlihat, diperlukan cara tertentu yang ditentukan dalam pembelajaran. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu dapat berkembang kearah positif saat lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk perkembangan keaktifan itu.
Salah satu untuk mengatasi permasalahan keaktifan siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik. Model pembelajaran yang menarik dapat membuat siswa tertarik terhadap pembelajaran menulis. Model pembelajaran yang menarik salah satunya adalah model pembelajaran mencari pasangan (Make a Match).
Menurut (Shoimin, 2014:98) menjelaskan bahwa pelaksanaan model make a match harus didikung dengan keaktifan siswa untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Dengan penerapan model pembelajaran tersebut mereka akan merasa belajar tidak seberat biasanya sehingga seluruh siswa akan aktif mencari pasangan kartu jawaban atau pertanyaaan.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan make a match adalah kartu-kartu (Suprijono, 2012:94). Model pembelajaran make a match adalah model pembelajaran yang pelaksanaannya menggunakan media kartu. Kartu-kartu tersebut berisi kartu soal dan kartu jawaban mengenai materi yang sedang dipelajari, sehingga siswa harus saling menemukan pasangan kartu soal maupun kartu jawaban yang didapatkan saat penerapan model pembelajaran make a match.
Menurut (Kurniasih, Berlin, 2015:55) dalam pembelajaran make a match siswa diajak mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan (Syamsudin, 2009:14) Metode penelitian juga memiliki peran penting dalam penelitian. Untuk mendukung keberhasilan penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alam maupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2007: 72). Arikunto (2010:27) menyatakan penelitian kualitatif ini biasa dilawankan dengan penelitian kuantitatif dengan alasan bahwa dalam kegiatan ini peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya.Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiono, 2009:1). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan karena dengan cara mendeskripsikan model pembelajaran make a match dalam menulis teks cerpen. Penelitian ini tidak menggunakan angka-angka sebagai data, namun menggunakan kata-kata.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kegiatan penelitian ilmiah, kerangka teoretis merupakan pendukung penelitian tersebut. Kerangka teoretis memuat sejumlah teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Adapun kriteria kemampuan menulis teks cerpen yaitu mulai dari isi, struktur, dan kebahasaan, Teori-teori tersebut dijadikan landasan dan acuan bagi pembahasan penelitian. Mengingat pentingnya hal itu, maka teori-teori yang mendukung haruslah sesuai dengan masalah yang akan diteliti, manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah lebih efektif karena mengkaji secara mendalam berdasarkan sumber yang terpercaya, bahan informasi bagi guru bidang studi bahasa Indonesia untuk meningkatkan pembelajaran dengan model pembelajaran make a match.
Pada pelaksanaan model pembelajaran make a match terdiri dari 2 pertemuan. Dalam satu kali pertemuan dilakukan dalam 2x45 menit pelajaran. Adapun pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut.
A. Pertemuan Pertama (2JP)
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam, meminta salah satu siswa atau ketua kelas untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran siswa.
2. Guru mengecek kesiapan ruang belajar.
3. Guru mengecek kesiapan mental siswa dan memberikan motivasi.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.
5. Guru mengingatkan siswa agar tetap berkomitmen membangun sikap kerjasama dan peka terhadap lingkungan (peduli).
6. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan siswa. 10 menit
Inti 1. Guru memberikan rangsangan/ stimulasi pengetahuan siswa dengan melakukan tanya jawab tentang teks cerpen.
2. Siswa dibimbing guru untuk mengamati, mengidentifikasi teks cerpen yang ditayangkan melalui LCD.
3. Guru membagi siswa menjadi 2 (dua) kelompok (kelompok 1 menjadi pemegang kartu soal sedangkan kelompok 2 menjadi pemegang kartu jawaban.)
4. Guru membimbing siswa untuk memposisikan kelompok 1 dan kelompok 2 saling berhadapan.
5. Guru mengajak siswa untuk mengamati contoh teks cerpen yang berjudul “Ikan-ikan dari Laut Merah”.
6. Guru bertanya mengenai isi teks, struktur, serta ciri kebahasaan teks.
7. Guru membagikan kartu soal kepada kelompok 1 dan kartu jawaban kepada kelompok 2 secara acak (kartu tersebut berisi soal dan jawaban mengenai struktur dan kaidah kebahasaan teks yang disajikan).
8. Guru membimbing siswa untuk menemukan kartu soal dan kartu jawaban dari kartu yang dipegang masing-masing.
9. Guru memberikan batas waktu untuk mencari pasangannya masing-masing.
10. Siswa yang menemukan kartu pasangan sebelum batas waktu diperi poin.
11. Setiap satu teks dimainkan 2x, sehingga ada 4x permainan mencari kartu.
12. Siswa dalam setiap pasangan melaksanakan diskusi untuk menyimpulkan kembali hasil temuan/ identifikasi pada teks cerpen yang berjudul “Ikan-ikan dari Laut Merah”. 70 menit
Penutup 1. Siswa dibimbing guru melakukan analisis terhadap hasil identifikasi terhadap pemecahan masalah yang telah ditentukannya dan memberikan kesimpulan.
2. Siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami ketika memahami isi teks cerpen.
3. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai isi teks cerpen.
5. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
6. Guru menutup pembelajaran dengan memberi salam. 10 menit
B. Pertemuan Kedua (2JP)
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam, meminta salah satu siswa atau ketua kelas untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran siswa.
2. Guru mengecek kesiapan ruang belajar.
3. Guru mengecek kesiapan mental siswa dan memberikan motivasi.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.
5. Guru mengingatkan siswa agar tetap berkomitmen membangun sikap kerjasama dan peka terhadap lingkungan (peduli).
6. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan siswa. 10 menit
Inti 1. Siswa duduk sesuai dengan posisi yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya, kemudian siswa membaca teks cerpen yang berjudul “Tanah Longsor”.
2. Guru membagikan kartu soal kepada kelompok 1 dan kartu jawaban kepada kelompok 2 secara acak.
3. Siswa diminta untuk menemukan kartu soal dan kartu jawaban dari kartu yang dipegangnya.
4. Siswa yang menemukan kartu pasangan sebelum batas waktu diperi poin.
5. Guru memberi kesimpulan dan penilaian terhadap pasangan yang terbentuk. 70 menit
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk kembali duduk di bangku masing-masing.
2. Guru membimbing siswa untuk melakukan analisis terhadap hasil identifikasi terhadap pemecahan masalah yang telah ditentukannya dan memberikan kesimpulan.
3. Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami ketika memahami isi teks cerpen.
4. Guru memberikan tugas secara individual untuk menulis teks anekdot.
5. Guru memberikan arahan bahwasannya tugas individual dikumpulkan pada pertemuan berikutnya dan hasilnya tidak boleh sama antara siswa satu dengan peserta didi yang lainnya.
6. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lupa memberikan salam.
10 menit
Dalam proses pembelajaran teks cerpen menggunakan model pembelajaran make a match peran guru sangat penting. Peran penting guru di sini yaitu mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini demikian, agar siswa mudah dalam menangkap materi yang disampaikan guru dan siswa menjadi lebih terarah karena sesuai dengan perintah yang disampaikan guru.
Penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan siswa karena dalam model pembelajaran ini siswa harus berkonsentrasi dan berpartisipasi dalam melaksanakan setiap langkah-langkah pembelajarannya. Selain itu pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang menarik sehingga membuat belajar menjadi lebih menyenangkan. Dengan demikian siswa dapat mengikuti pembelajaran tanpa rasa terpaksa karena seperti layaknya bermain.
Model pembelajaran make a match adalah model pembelajaran yang didesain seperti permainan kartu yang berisi soal dan jawaban materi yang sedang dipelajari. Semakin seringnya mereka menyelesaikan soal dalam model ini akan membuat mereka lebih memahami materi karena terbiasa memecahkan soal-soal serupa.
BAB V
PENUTUP
A. KesimpulanSetelah melakukan analisis pembahasan terhadap makalah berjudul Model Pembelajaran Make A Match dalam Menulis Teks Cerpen Siswa Kelas IX SMP Tahun Pelajaran 2019/2020. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa.
1. Penggunaan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran menulis teks cerpen dan kemampuan menulis teks cerpen.
2. Penggunaan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan tentang Model Pembelajaran Make A Match dalam Menulis Teks Cerpen Siswa Kelas IX SMP Tahun Pelajaran 2019/2020 penulis menyarankan:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan model pembelajaran make a match.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.Kamus Peribahasa Indonesia: OnlineDictionary Browser.
Lingga, Hanu. (2011). Pedoman EYD Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Buku Kita
Priyatni, Endah Tri. (2010). Membaca sastra dengan ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:Ar-ruzz Media.
Syamsuddin. Vismaia. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tarigan Djago. Tarigan. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan, H.G. (2008). Menulis:sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Pusat Bahasa Depdiknas. (2014). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Bandung: Yrama WIdya