Metode pembelajaran konvensional untuk pembelajaran
Metode Pembelajaran Konvensional
Metode Pembelajaran Konvensional biasa juga disebut dengan metode ceramah. Hal ini karena metode ceramah telah digunakan sejak dahulu untuk berkomunikasi antara guru dengan murid pada proses pembelajaran. Metode ini biasanya ditandai dengan ceramah yang disertai dengan penjelasan contoh dan pembagian tugas latihan, Djamarah (1996).
Pembelajaran dengan metode konvensional, cenderung menuntut keaktifan guru, sedangkan murid lebih banyak mendengarkan. Selain itu, murid juga akan diberi latihan-latihan soal setelah pembelajaran selesai. Beberapa metode konvensional yang masih banyak digunakan oleh guru-guru di sekolah yakni metode tanya jawab, diskusi, ceramah, dan penugasan.
Selain itu, ada juga metode ekspositori. Metode ini juga termasuk dalam metode pembelajaran konvensional. Metode yang satu ini hampir sama dengan metode ceramah. Kegiatan pembelajaran terpusat pada guru yang menjadi sumber informasi. Guru berbicara pada awal kegiatan pelajaran, menyampaikan materi dan contoh soal yang disertai tanya jawab. Murid tidak hanya mendengar dan membuat catatan, tetapi guru dan murid mencoba berlatih menyelesaikan soal latihan dan murid-murid lainnya bertanya jika belum paham atau belum mengerti. Guru dapat mengecek pekerjaan murid secara individual, menjelaskan lagi kepada murid yang belum paham secara individual atau klasikal.
A. Metode Ceramah
Menurut Sinarno Surakhmad dalam Suryobroto (2009) metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama kegiatan ceramah berlangsung, guru dapat menggunakan media sebagai alat bantu. Misalnya saja menggunakan gambar-gambar agar uraiannya menjadi lebih dipahami oleh siswa. Metode utama yang digunakan dalam pembelajaran antara guru dengan siswa adalah berbicara.
Kelebihan metode ceramah
- Guru lebih mudah mengendalikan kelas
- Dapat memantau tempat duduk siswa di kelas
- Dapat diikuti oleh siswa dengan jumlah yang besar
- Materi mudah dipersiapkan dan dilaksanakan
- Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
Kekurangan metode ceramah
- Terlalu monoton dan membosankan jika dilakukan terus-menerus
- Membuat guru mudah lelah
- Siswa menjadi pasif
- Guru tidak tahu siswa paham atau tidak mengenai materi yang diajarkan
B. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab yaitu metode yang menuntut agar siswa lebih aktif untuk menjawab pertanyaan dari guru sebagai bahan diskusi di kelas. Metode tanya jawab tidak hanya antara guru ke siswa, tetapi dapat juga pertanyaan dari siswa ke guru, Djamarah dan Zain (2006).
Kelebihan metode tanya jawab
- Dapat memusatkan perhatian peserta didik
- Pertanyaan dapat memicu siswa untuk berpikir
- Dapat mengembangkan daya pikir siswa, termasuk daya ingatan
- Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa ketika menjawab dan mengemukakan pendapat.
Kekurangan metode tanya jawab
- Jika Guru tidak dapat mendorong siswa untuk berani, maka siswa menjadi takut bertanya
- Harus menyesuaikan bobot pertanyaan dengan kemampuan berpikir siswa
- Waktu banyak terbuang, apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga siswa
- Tidak dapat menanyai siswa satu persatu jika jumlah siswa banyak
C. Ciri-ciri Pembelajaran Konvensional
Secara umum, (Djamarah, 1996) menyebutkan beberapa ciri-ciri pembelajaran konvensional diantaranya:
- Siswa adalah penerima informasi secara pasif. Siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan tersebut diasumsikannya sebagai bahan informasi dan keterampilan siswa
- Pembelajaran secara individual, tidak ada diskusi antar teman
- Pembelajaran sangat teoretis
- Perilaku dibentuk dari kebiasaan
- Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
- Guru merupakan penentu jalannya proses pembelajaran
- Sikap baik bersumber pada motivasi ekstrinsik
- Interaksi di antara siswa menjadi kurang
- Guru sering mencermati proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.
Metode pembelajaran konvensional memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
- Informasi tidak mudah ditemukan di tempat lain
- Penyampaian informasi dapat dengan cepat
- Dapat meningkatkan minat terhadap informasi
- Lebih dipahami oleh siswa karena proses pembelajaran hanya mendengarkan.
- Mudah digunakan pada proses belajar mengajar.
kekurangan pembelajaran metode konvensional Menurut Suyitno (dalam Sulistiyorini, 2007) yaitu:
- Kegiatan belajar hanya memindahkan informasi dari dari guru ke siswa. Peran guru yaitu menyampaikan informasi sedangkan tugas peserta didik adalah menerima informasi.
- Pembelajaran diibaratkan seperti mengisi botol kosong dengan pengetahuan. Peserta didik merupakan penerima informasi yang pasif.
- Metode konvensional cenderung mengotak-kotakkan peserta didik.
- Kegiatan belajar mengajar lebih mengutamakan hasil ketimbang proses.
- Memunculkan sikap egoisme pada siswa karena berpendirian siapa yang tahu lebih banyak tentang informasi, ia yang akan menang.
D. Pendekatan Pembelajaran Konvensional
Ujang Sukandi (2003), mengemukakan bahwa pendekatan konvensional ditandai dengan guru lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep, bukan kompetensi. Tujuannya yaitu siswa dapat mengetahui sesuatu, bukan mampu untuk melakukan sesuatu. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa lebih banyak mendengarkan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendekatan konvensional yang dimaksud yaitu proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi guru sebagai pentransfer informasi, sedangkan siswa lebih pasif sebagai “penerima” informasi.
Philip R. Wallace (dalam Sunarto, 2009) berpendapat bahwa metode ekspoisitori merupakan proses pembelajaran yang umum dilakukan oleh guru untuk mentransfer ilmu kepada siswa. Siswa cenderung lebih diam dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Sistem pembelajaran konvensional (faculty teaching) lebih cenderung dengan suasana instruksional dan kurang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Selain itu sistem pembelajaran konvensional kurang relevan dalam mencakup perkembangan materi kompetensi karena guru harus intensif menyesuaikan materi pelajaran dengan perkembangan teknologi terbaru.
Philip R. Wallace (dalam Sunarto 2009), menyebutkan bahwa pembelajaran dikategorikan sebagai pembelajaran konvensional apabila terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
- Guru lebih otoritas dalam pembelajaran
- Guru sebagai contoh dalam pembelajaran di kelas
- Perhatian guru kepada siswa menjadi sangat kecil, karena guru lebih sibuk berceramah
- Pembelajaran lebih dilihat sebagai bekal masa depan, buka peningkatan kompetensi siswa saat ini
- Menekankan pada pengetahuan yang diserap siswa
- Pengetahuan yang didapat menjadi tolak ukur keberhasilan tujuan pembelajaran
- Pengembangan potensi siswa terabaikan
Jika kita lihat beberapa metode penyampaian pembelajaran konvensional, maka lebih sering menggunakan modus telling atau pemberian informasi daripada modus demonstrating atau memperagakan, Serta modus doing direct performance (memberikan kesempatan untuk menampilkan unjuk kerja siswa secara langsung). Denagn kata lain, guru lebih sering menggunakan metode ceramah atau drill dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Guru berpandangan bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yang ada dalam kurikulum.
Lihat Juga: Makalah Implementasi Nilai-nilai Pendidikan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran konvensional dapat dikatakan pembelajaran yang lebih berpusat pada guru. Komunitas hanya berjalan satu arah dari guru ke siswa. Selain itu, metode ini juga lebih menekankan penguasaan konsep ketimbang keterampilan siswa. Meski demikian, metode ini masih sangat diperlukan untuk mengajar siswa pada awal pembelajaran di kelas. Biasanya ketika awal semester untuk mengenalkan materi dan lainnya.