Puisi Rakyat: Pengertian, Jenis, Tujuan, Contoh Puisi Rakyat Lengkap

Puisi Rakyat

pengertian puisi rakyat, jenis puisi rakyat, tujuan puisi rakyat, contoh puisi rakyat. jafarull
puisi rakyat

Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat

Pada kesempatan kali ini,kami akan paparkan materi bahasa indonesia terkait teks puisi rakyat. materi ini berada pada Bab 

Pengertian Puisi Rakyat

Puisi rakyat adalah cerita atau puisi yang diwariskan secara turun temurun yang disampaikan melalui mulut ke mulut dan tidak terikat dngan aturan baku kesusastraan. Ouisi rakyat juga disebut dengan puisi lama. Umumnya puisi rakyat berupa pantun, syair, atau gurindam.

Jenis Puisi Rakyat

Jenis puisi rakyat yang paling umum dan sudah melekat pada masyarakay indonesia sejak dahulu yakni Pantun, Syair, dan Gurindam. Untuk penjelasannya sebagai berikut:

1.    Syair

Syair berasal dari Persia yang kala itu di bawa masuk ke Nusantara bersamaan dengan penyebaran Islam di Indonesia. Syair juga merupakan puisi lama. Kata syair sendiri berasal dari bahasa Arab, syi'ir atau syu'ur yang memiliki arti "perasaan yang menyadari". Pada perkembangannya, kata syu'ur dikembangkan lagi hingga menjadi syi'ru yang memiliki arti puisi.

Dalam perkembangannya syair mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri-ciri syair antara lain :

  • Setiap bait terdiri dari empat baris.
  • Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
  • Bersajak a-a-a-a.
  • Semua baris adalah isi.
  • Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

2.    Pantun

Pantun merupakan puisi lama yang sudah melekat dan membudaya di masyarakat Indonesia. Puisi yang satu ini juga merupakan puisi lama yang muaranya dari Melayu. Di beberapa daerah, pantun memiliki sebutan masing-masing, tonton pada bahasa Tagalog, tuntun pada bahasa Jawa, pantun pada bahasa Toba. Meski memiliki sebutan yang berbeda, tetapi maknanya sama yaitu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan.

Fungsi pantun di semua daerah di Indonesia sama, yaitu untuk mendidik sambil menghibur. Dengan pantun, kita dapat menghibur melalui bunyi bahasa, menyindir secara tidal langsung, dan memberi nasihat. 

Budaya berpantun masih dapat kita saksikan di Betawi. biasanya orang betawi akan beradu pantun ketika acara perkawinan. Pantun ini juga dijadikan salam perkenalan antara kedua keluarga.

Ciri-ciri pantun

Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya.

  • Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
  • Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
  • Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
  • Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
  • Baris ketiga dan keempat merupakan isi.

3.    Gurindam

Gurindam merupakan puisi lama yang asalnyadari India. Istilah gurindam sendiri berasal dari bahasa India, kirindam yang memiliki arti “mula-mula” atau “perumpamaan”. Isi gurindam sarat nilai agama dan moral. Maka tak heran jika gurindam sangat penting dan dijadikan norma kehidupan oleh orang jaman dulu.

Di Indonesia sendiri, gurindam merupakan puisi lama (Melayu) yang menjadi warisan budaya bangsa. Penyair-penyair dahulu memang kebanyakan berasal dari bangsa Melayu, oleh karena itu puisi lama atau puisi rakyat juga dikenal dengan sastra melayu.

Ciri gurindam

  • terdiri atas dua baris dalam sebait
  • tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata
  • tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya
  • merupakan satu kesatuan yang utuh.
  • baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian
  • baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama. (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua) 
  • isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.

Tujuan Puisi Rakyat

Tujuan puisi rakyat adalah sebagai sarana hiburan dan juga untuk mendidik, menyampaikan aspirasi, menyindir, hingga sebagai acuan norma-norma kehidupan. Puisi rakyat disampaikan secara turun-temurun secara lisan. oleh karena itu, pada jaman dahulu tidak dikenali siapa penyairnya atau pembuat puisi tersebut.

Berbeda dengan sekarang, sekarang puisi dijadikan sebagai ajang pengungkapan ekspresi dan perasaan batin pengarang. Tema dari sebuah puisi juga mulai bergeser, jika dulu lebih menekankan pada norma, sekarang justru lebih ke arah cinta.

Contoh Puisi Rakyat

berikut ini akan kami paparkan beberapa contoh puisi rakyat, yang meliputi syair, pantun, dan gurindam.

Contoh Puisi Rakyat berupa Syair

Syair Perahu

Karya Hamzah Fansuri

Inilah gerangan suatu madah

Mengarangkan syair terlalu indah

Membetuli jalan tempat berpindah

Di sanalah iktikat diperbetuli sudah


Wahai muda kenali dirimu

Ialah perahu tamsil hidupmu

Tiadalah berapa lama hidupmu

Ke akhirat jua kekal hidupmu


Hai muda arif budiman

Hasilkan kemudi dengan pedoman

Alat perahumu jua kerjakan

Itulah jalan membetuli insan


Perteguh jua alat perahumu

Hasilkan bekal air dan kayu

Dayung pengayuh taruh di situ

Supaya laju perahumu itu


Sudahlah hasil kayu dan ayar

Angkatlah pula sauh dan layar

Pada beras bekal jantanlah taksir

Niscaya sempurna jalan yang kabir

Contoh Puisi Rakyat berupa Pantun

Pantun 1

Hari raya makan ketupat

lauknya 

Terus lah belajar dengan giat

Hingga cita dapat diwujudkan


Pantun 2

Jalan-jalan ke kota Jakarta

Pulangnya bawa kerak telor

JPerbanyak sedekah hingga tua

Agar kelak tenang di alam kubur

Contoh Puisi Rakyat berupa Gurindam

Jika hendak mengenal orang mulia,

lihatlah kepada kelakuan dia.

    Jika hendak mengenal orang yang berilmu,

    bertanya dan belajar tiadalah jemu.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,

di dalam dunia mengambil bekal

    Apabila dengki sudah bertanah,

    datanglah darinya beberapa anak panah.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,

di situlah banyak orang yang tergelincir.

    Pekerjaan marah jangan dibela

    nanti hilang akal di kepala.

Demikianlah pembahasan kita kali ini tentang puisi rakyat, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan sobat smua. Puisi rakyat memang sudah melekat pada jiwa dan raga masyarakat Indonesia. Oleh karena itu kita wajib menjaga dan melestarikannya.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url