Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar Beserta Maknanya
Puisi Hari Pahlawan
Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar Beserta Maknanya |
Jafarull.com - Tanggal 10 November kita selalu memperingati hari pahlawan nasional. Biasanya orang-orang akan mengungkapkan perasaan mereka melalui puisi. Kami memiliki contoh Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar yang bisa kamu baca nih.
Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar berikut ini juga akan kami coba analis maknanya. Seperti apa makna yang hendak disampaikan oleh penyair.
Karena kita semua tahu, Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar yang berjudul Diponegoro ini sangat terkenal. Semua orang mungkin sudah hafal, karena sering dilombakan dan dipentaskan.
Sebuah kebanggaan tersendiri jika kita dapat membawakan puisi ini di atas panggung. Karena jiwa akan bergetar mengingat perjuangan pahlawan Indonesia.
Pahlawan yang telah gugur menjadi saksi betapa kerasnya perjuangan mereka. Oleh karena itu, kita harus mendoakan mereka yang telah gugur. Untuk membuat kita makin cinta tanah air, mari simak puisi karya Chairil Anwar berikut ini.
Contoh Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar
Judul: Diponegoro
Karya: Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar,Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu negeri Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
terjang
**
Makna Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar
Disclaimer: pemaknaan ini berdasarkan sudut pandang kami sendiri ya. Kamu bisa menginterpretasi puisi tersebut dari sudut pandang kamu sendiri.
Bait pertama
"Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar,Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati"
Pada bait pertama, puisi Chairil Anwar ini menggambarkan sosok roh dari pahlawan yang menyaksikan Indonesia telah berubah. Pembangunan dimana-mana dan kemajuan sudah sangat terasa.
Roh pahlawan tersebut sangat kagum dengan kemajuan yang ada. Disisi lain ia kemudian mengingat masa-masa perang di jaman dulu. Bagaimana ia dan pejuang lainnya bersusah-payah memerdekakan Indonesia.
Mereka tidak takut untuk mati dan tidak pula memiliki keraguan. Mereka bermodalkan pedang keris di tangan dan mengobarkan semangat di jiwa.
Bait kedua,
"Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU"
Pada bait kedua, Chairil Anwar menghadirkan suasana perang yang amat mengerikan. Seluruh tentara Indonesia menyerang musuh dengan diam. Hal ini karena senjata yang digunakan oleh tentara Indonesia tidak cukup canggih dibanding dengan musuh. Jadi lebih baik menyerang secara diam.
Ketika menyerang, otomatis posisi mereka ketahuan. Itu berarti mereka harus siap mati kapanpun juga. Namun tiada kata lain selain MAJU.
Bait ketiga
"Bagimu negeri Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju"
Pada bait ketiga, Chairil Anwar menggambarkan kematian seorang pahlawan. Mereka berjuang demi NKRI yang memberikan semangat. Mereka memilih mati dalam keadaan syahid ketimbang mati dalam kondisi tertindas.
Mereka juga lebih memilih menentang, ketimbang diam dan tertindas oleh musuh. Karena suatu saat, semua makhluk akan mati. Jadi lebih baik mati dalam kondisi terhormat ketimbang jadi babu kompeni.
Nah sobat, kurang lebih makna Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar seperti itu. Gambaran perang yang amat dahsyat jadi terbayang di kepala.
Sebagai generasi penerus bangsa, alangkah baiknya jika kita berusaha menjadi yang terbaik dan berbenah untuk memajukan Indonesia. Melanjutkan perjuangan para pahlawan untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.