Cara Mendoakan Orang yang Sudah Meninggal Menurut Muhammadiyah

cara mendoakan orang yang sudah meninggal menurut muhammadiyah
cara mendoakan orang yang sudah meninggal menurut Muhammadiyah 

JAFARULL.COM - Pada kesempatan kali ini, Jafarull akan membagikan cara mendoakan orang yang sudah meninggal menurut Muhammadiyah beserta dasar dalilnya secara lengkap. 

Bagi seorang manusia yang masih hidup, mungkin pernah terbesit di pikiran kita bagaimana cara mengirim doa untuk orang yang sudah meninggal dan bagaimana hukumnya. 

Membaca Al Fatihah untuk orang meninggal mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Nahdlatul Ulama (NU). Namun bagaimana dengan pandangan Muhammadiyah? Mari simak penjelasan dari Jafarull berikut. 

Cara Mendoakan Orang yang Sudah Meninggal Menurut Muhammadiyah 

Seperti yang kita tahu, organisasi Muhammadiyah tidak menggelar acara tahlilan, yasinan, maupun acara ziarah kubur. 

Hal ini tentu memiliki dasar tersendiri. Dalam Himpunan Putusan Tarjih halaman 234, terdapat dasar tentang mendoakan orang yang sekaratul maut maupun orang yang telah meninggal.

لِحَدِيْثِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَرْسَلَتْ إِحْدَى بَنَاتِهِ تَدْعُوهُ وَتُخْبِرُهُ أَنَّ صَبِيا لَهَا أَوْ فِي الْمَوْتِ، فَقَالَ الرَّسُولُ: ارْجِعْ إِلَيْهَا فَأَخْبِرْهَا أَنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَ كُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمى، فَمُرْهَا وَلْتَحْتَسِبْ. الْحَدِيْث. (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَ الْبُخَارِيُّ و مُسْلِمٌ). وَلِحَدِيْثِ أَنَسٍ قَالَ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِامْرَأَةٍ تَبْكِي عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ: اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي. الْحَدِيْثَ. رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ

“Menurut hadits Usamah bin Zaid, katanya: “Kami sedang dihadapan Nabi saw. maka seorang anak perempuan beliau memanggilnya dan mengabarkannya bahwa seorang anaknya dalam sakaratul maut, maka sabda Nabi saw.: “Kembalilah padanya dan beritahukanlah adalah haknya Allah untuk mengambil dan memberi. Segala sesuatu itu ada batas ketentuannya. Suruhlah ia mengharapkan pahala Tuhan ….. seterusnya hadits. (HR al-Bukhari dan Muslim). (Lihat juga; HPT, h. 234). 

Selain itu, dalam Himpunan Putusan Tarjih halaman 230 pada Kaifiyat Salat Mayit juga dijelaskan bahwa sunnah membaca Al-fatihah untuk mayit/ orang yang meninggal itu ketika sholat jenazah tepatnya pada takbir yang pertama. Jadi tidak bisa sembarangan membaca surat Al-fatihah di sembarang waktu. 

Lantas bagaimana mengenai selamatan orang meninggal menurut Muhammadiyah? Untuk warga Muhammadiyah sendiri tidak melakukan selamatan. Karena memang tidak ada dasar dalil yang menganjurkan untuk selamatan atau tahlilan. 

Muhammadiyah menganggap bahwa ibadah harus terikat dengan dalil. Jadi sebuah dalil digunakan sebagai dasar untuk melakukan ibadah dan mengamalkannya. 

Apakah Boleh Mengirim Fatihah Untuk Orang yang Sudah Meninggal?

Jika kita mengacu pada pandangan Muhammadiyah, tentunya mengirimkan Al-fatihah untuk orang tang telah tiada kurang dianjurkan. 

Akan tetapi jika kamu ingin mengamalkan dan melakukannya, kamu bisa mengikuti anjuran dari Nahdlatul Ulama. Karena warga NU mengamalkan tahlilan, yasinan, dan lainnya. 

Cara mengirim Al Fatihah untuk orang Tua yang sudah meninggal NU juga cukup mudah untuk dilakukan. Kamu bisa bertawasul kepada Nabi, Sahabat, dan orang-orang Sholeh.

Kemudian cara menghadiahkan Al Fatihah untuk orang yang sudah meninggal yakni bisa langsung membaca khususon (nama orang yang telah meninggal) kemudian baca Al-fatihah. 

Penutup

Demikian penjelasan Jafarull mengenai cara mendoakan orang yang sudah meninggal menurut Muhammadiyah. Semoga informasi kali ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url